BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indonesia
merupakan Negara yang sedang membangun yang mempunyai masalah kependudukan yang
serius, yaitu jumlah penduduk yang besar disertai dengan tingkat pertumbuhan
yang relative tinggi dan persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk
bukan hanya merupakan modal, tetapi juga akan merupakan beban dalam
pembangunan. Karena itu pembangunan nasional diarahkan pada peningkatan
kualitas sumber daya manusia seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang bertujuan
untuk meningkatan kesejahteraan penduduk, perkembangan penduduk diarahkan pada
pengendalian kuantitas, pengembangan kualitas serta pengarahan mobilitas
sehingga mempunyai ciri dan karakteristik yang menguntungkan pembangunan.
B.
Perumusan
Masalah
Dalam makalah ini penulis akan
membatasi konsepsi “Kependudukan dan
Tranformasi Sosial”. Adapun pokok masalah yang penulis rumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah
pengertian dari kependudukan dan tranformasi sosial?
2. Bagaimanakah
dinamika kependudukaan itu?
3. Apa
faktor perubahan sosial?
4. Adakah
problematika kependudukan dan perubahan sosial?
C.
Tujuan
dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
Penelitian
a. Untuk
mengetahui pengertian kependudukan dan tranformasi sosial
b. Mendeskripsikan
dinamika kependudukan
c. Untuk
mengetahui faktor perubahan sosial
d. Untuk
mengetahui problematika dan perubahan sosial
2. Kegunaan
Penelitian
Penulisan ini
menjadi penting mengingat
a. Terlalu
meningkatnya jumlah jiwa
b. Agar
masyarakat siap menerima perubahan sosial
c. Memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sosiologi
d. Menambah
wawasan tentang unsur – unsur Kependudukan, dan perubahan sosial yang terjadi
di masyarakat
D.
Metode
Penulisan
Dalam penyusunan
makalah ini, penyusun menggunakan metode study literatur atau kepustakaan.
Studi literatur atau kepustakaaan adalah sebuah metode penulisan karya ilmiah
dengan melakukan telaah terhadap buku–buku atau sumber yang dapat dijadikan
rujukan dalam penulisan karya ilmiah ini.
Selain itu,
untuk menambahkan pembahasan dalam makalah ini, penyusun menambahkannya dengan
sumber–sumber lain yang didapat dari koran atau media cetak lainnya.
E.
Sistematika
Penulisan
Untuk memudahkan
pembaca dalam memahami isi dari makalah ini, penyusun mencoba memberikan sebuah
gambaran melalui sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, perumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penulisan, dan sistematika penulisan, setelah sebelumnya dilengkapi
dengan kata pengantar dan daftar isi.
BAB II KEPENDUDUKAN
Meliputi pembahasan tentang pengertian
kependudukan, jumlah dan persebaran penduduk, pertumbuhan penduduk, dan moblitas/perpindahan
penduduk.
BAB III PERUBAHAN SOSIAL
Meliputi pembahasan tentang
pengertian perubahan sosial, faktor perubahan sosial, dan teori-teori perubahan
sosial.
BAB IV PROBLEMATIKA KEPENDUDUKAN DAN KEBIJAKAN-KEBIJAKAN
KEPENDUDUKAN, DAN PERUBAHAN SOSIAL.
Bab ini merupakan bab yang isinya
meliputi permasalahan yang dihadapi dan pemecahannya.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup yang
isinya meliputi kesimpulan dan saran–saran serta dilengkapi dengan daftar
pustaka.
BAB
II
KEPENDUDUKAN
A.
Pengertian Kependudukan
Filsafat hidup
yang terkandung di dalamnya suatu tujuan hidup itu adanya ditentukan oleh
pandangan tentang asal mula manusia dan alam semesta ini.[1] Seluruh
manusia yang tinggal di Indonesia belum tentu merupakan penduduk Indonesia.
Penduduk adalah orang, baik sebagai perseorangan maupun dalam kelompok yang
bertempat tinggal menetap di suatu wilayah atau negara karena penduduk
merupakan salah satu syarat berdirinya suatu negara. Adapun penduduk indonesia
adalah semua orang yang bertempat tinggal di wilayah kesatuan negara indonesia.[2]
Dalam arti luas, penduduk atau populasi berarti
sejumlah makhluk sejenis yang mendiami atau menduduki tempat tertentu misalnya
pohon baku yang terdapat pada hutan bakau, atau kera yang menempati hutan
tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada benda-benda sejenis yang
terdapat pada suatu tempat, misalnya kursi dalam suatu gedung sekolah. Dalam
kaitannya dengan manusia, maka pengertian penduduk adalah manusia yang mendiami
dunia atau bagian-bagiannya.
B.
Jumlah dan Persebaran Penduduk
Indonesia menempati
urutan ketiga jumlah penduduk setelah cina dan India. Dari data sensus penduduk
1990, jumlah penduduk Indonesia mencapai
181,0 juta jiwa. Penduduk indonesia tahun 1980 berjumlah 147,5 juta, dan dan
mengalami kenaikan menjadi 179,3 juta berdasarkan sensus tahun 1990. Pada tahun
1995 diproyeksikan penduduk Indonesia akan berjumlah 195,3 juta jiwa. Dan
selanjutnya tahun 2005 diperkirakan akan meningkat lagi menjadi 230 juta jiwa, sebaliknya
dengan angka absolut, maka angka pertumbuhan terus menurun,yaitu dari 2,37% per
tahun dalam periode 2000-2005, jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu
ciri khas kependudukan Indonesia. Hal ini tidak lepas dari keberhasilan
Indonesia dalam menurunkan angka kelahiran. Akibat lainnya adalah pada 1990
berjumlah sekitar 22 juta akan menurun menjadi kira-kira 17,6 juta sampai tahun
2020. Disisi lain jumlah manula justru meningkat dari sekitar 7 juta pada tahun
1990 menjadi kurang lebih 18,5 juta pada tahun 2020.
Persebaran penduduk
salah satu masalah kependudukan di Indonesia adalah persebaran penduduk yang
tidak merata. Hal ini berkaitan dengan daya dukung lingkungan (luas wilayah)
yang tidak seimbang antara jawa-bali. Pulau jawa yang luas wilayahnya kurang
dari 7% di huni oleh 58,7 persen penduduk, sehingga kepadatan penduduk di pulau
jawa mencapai 880 jiwa per km2 pada tahun 1996. Bila kepadatan penduduk setiap
propinsi dibandingkan, maka wilayah dipropinsi-dipropinsi jawa dan bali sudah
tidak memadai. Menimbang pemikitan diatas, maka sesungguhnya yang perlu
dibenahi adalah pengembangan wilayah-wilayah sehingga antar daerah tidak
terdapat perbedaan yang besar, yang pada akhirnya akan membuat perpindahan
penduduk tidak terjadi secara besar-besaran dan persebaran penduduk menjadi
merata.[3] Pertambahan
penduduk yang sangat cepat di indonesia menyebabkan terjadinya perubahan dalam
stuktur masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan. Misalnya, orang
lantas mengenal hak milik individual atas tanah, sewa tanah, bagi hasil dan
selanjutnya, yang sebelumnya tidak dikenal.[4]
C.
Pertumbuhan
Penduduk
Pertumbuhan
penduduk (population growth) disuatu negara adalah peristiwa berubahnya jumlah
penduduk yang disebabkan oleh adanya pertambahan alami dan megrasi neto.
v Pertambahan alami (natural
increase) adalah pertambahan penduduk yang diperolehdari selisih antara jumlah
kelahiran dan jumlah kematian
v Migrasi netto (nett
mihration) adalah penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah imigran
dan jumlaj emigrant.
Komponen-komponen
pertumbuhan penduduk :
Ø Fertilasi :
yaitu suatu pengertian yang digunakan untuk menunjukan tingkat pertambahan anak
Ø Mortalitas :
atau kematian yaitu merupakan salah satu komponen demografi yang dapat
mempengaruhi perubahan penduduk.
Ø Migrasi :
adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain.ada yang dilakukan
seccara perorangan,keluarga dan keompok
D.
Mobilitas/Perpindahan Penduduk
Mobilitas penduduk
adalah gerakan atau perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Hal
ini juga menjadi salah satu pemicu pertumbuhan penduduk di suatu wilayah.
Mobilitas
atau perpindahan penduduk ini bermacam-macam :
v Migrasi :
adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain, baik melewati
suatu negara dengan tujuan untuk menetap dalam proses migrasi terdapat dua
factor yaitu factor pendorong dan factor penarik, ada dua macam migrasi 1. Migrasi
internasional adalah perpindahan dari negara ke negara lain, 2. Migrasi intern
adalah perpindahan dari suatu daerah (propinsi,kabupaten)
v Urbanisasi : adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota
atau dari kota kecil ke kota besar
v Transmigrasi :
adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah yang padat ke daerah yang masih
jarang dalam wilayah suatu negara[5]
Tujuan dari
transmigrasi ini adalah :
· Meningkatkan
taraf hidup takyat
· Meratakan
tenaga kerja untuk ditempatkan pada daerah-daerah yang membutuhkannya
· Menciptakan
pusat-pusat perkembangan
· Pembinaan
kesatuan bangsa
· Pertahanan
dan keamanan nasional
· Penyebaran
penduduk yang lebih seimbang dan merata
· Dan
memberikan kesempatan kerja bagi petani yang memerlukan tanah garapan.
Manfaat lain yang muncul dari
transmigrasi secara tidak langsung menambah eratnya hubungan satu dengan suku
yang lain,agama satu dengan agama yang lain,saling pengertian diantara pemilik
suku dan agama yang berbeda ini diharapkan akan menghilangkan rasa kesukuan
yang kuat pada giliranya akan menjadi rasa kesatuan bangsa Indonesia.
BAB
III
PERUBAHAN
SOSIAL
A. Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah
perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi, yang
meliputi berbagai aspek kehidupan. Sebagai akibat adanya dinamika anggota
masyarakat, dan yang telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat,
merupakan tuntutan kehidupan dalam mencari kesetabilannya ditinjau dari
tuntutan ketabilitas kehidupan perubahan sosial yang dialami masyarakat adalah
yang wajar. Kebalikannya masyarakat yang tak berani melakukan
perubahan-perubahan, tidak akan dapat melayani tuntutan dan dinamika
anggota-anggota yang selalu berkembang kemauan dan aspirasi.
Perubahan-perubahan
yang terjadi didalam masyarakat akan timbul ketidak sesuaian antara unsur-unsur
sosial yang ada didalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan
yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Suatu masyarakat
yang telah mencapai peradaban tertentu, berarti telah mengalami evolusi
kebudayaan yang lam dan bermakna sampai tahap tertentu yang diakui tingkat
IPTEK dan unsur budaya lainnya. Proses tersebut tidak terlepas dari berbagai
perkembangan, perubahan dan pertumbuhan yang meliputi aspek-aspek demografi,
ekonomi, organisasi, politik,IPTEK, dan lainnya. Jika proses tesebut telah
terjadi demikian, maka dapat dikatakan bahwa masyarakat tersebut telah
mengalami “perubahan sosial”. Pada masyarakat tersebut, stuktur, organisasi,
dan hubungan sosial telah mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa
perubahan sosial mencakup tiga hal, yaitu:
a.
Perubahan dalam stuktur
sosial
b.
Perubahahan organisasi
sosial
c.
Perubahan hubungan
sosial[6]
B.
Faktor
Perubahan Sosial
Ada banyak faktor perubahan sosial namun
yang lebih mudah dikenal, yaitu:
a.
Bertambahnya atau
berkurangnya penduduk
Bertambah
dan berkurangnya penduduk yang cepat di pulau jawa menyebabkan terjadinya perubahan
dalam stuktur masyarakat. Berkurangnya penduduk mungkin dapat disebabkan
karenan penduduk pindah dari desa ke kota, atau dari satu dearah ke daerah
lain.
b.
Adanya
penemuan-penemuan baru yang meliputi, seperti dibawah ini:
Ø Discovery,
penemuan unsur kebudayaan baru
Ø Invention,
pengembangan dari discovery
Ø Inovasi,
proses pembaruan
c.
Konflik dalam
masyarakat
Konflik
diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau juga
kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan
atau membuatnya tidak berdaya.[7] Konflik
(pertentangan) dalam masyarakat mungkin pula manjadi sebab terjadinya perubahan
sosial. Pertentanagan-pertentangan mungkin terjadi antara individu dengan
kelompok atau perantara kelompok dengan kelompok.
d.
Terjadinya
pemberontakan atau revolusi
Terjadinya
perubahan sosial di eropa, yaitu revolusi industri di Inggris dan revolusi
sosial di Perancis.[8]
Revolusi yang meletus pada Oktober 1917 di Rusia telah menyulut terjadinya
perubahan-perubahan besar Negara Rusia yang mula-mula mempunyai bentuk kerajaan
absolut berubah menjadi diktator proletariat yang berlandaskan pada doktrin
Marxis.
e.
Bencana alam
Bencana
alam akan menyebabkan perubahan pada infrastruktur disuatu tempat. Seperti
bencana gelombang tsunami di Aceh yang mengakibatkan banyak bangunan yang
rusak.
C. Teori-teori Perubahan Sosial
Teori perubahan sosial
pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu teori klasik dan
teori modern.
a.
Teori Klasik Perubahan
Sosial
Pemikiran para tokoh
klasik tentang perubahan sosial dapat digolongkan ke dalam beberapa pola,
perubahan sosial pola linear, perubahan siklus, dan perubahan sosial gabungan
beberapa pola.
1.
Pola Linear
Perubahan sosial
mengikuti pola linear seperti dikemukakan oleh Auguste Comte. Dia mengatakan
bahwa kemajuan progresif peradaban manusia mengikuti suatu jalan yang alami,
pasti, sama, dan tak terelakkan. Perubahan selalu berubah dari yang sederhana
ke arah yang lebih kompleks, selalu berubah menuju kearah kemajuan.
2.
Pola Siklus
Menurrut pola siklus,
masyarakat berkembang laksana sebuah roda. Pada suatu saat ada di atas, saat
lain ada dibawah. Masyarakat mengalami kemajuan dalam peradabannya,namun suatu
saat akan mengalami kemunduran bahkan mungkin mengalami suatu kemusnahan.
Perjalanan peradaban manusia laksana sebuah perjalanan gelombang, bisa muncul
tiba-tiba, berkembang, kemudian lenyap. Bisa juga diibaratkan seperti
perkembangan seorang manusia mengalami masa muda, masa dewasa, masa tua,
kemudian punah.
3.
Gabungan Beberapa Pola
Teori ini menggabungkan
pola linear dan pola siklus. Max weber, salah tokoh yang menggabungkan pola
linear dan pola siklus dalam melihat perubahan sosial. Pandangan siklisnya
terlihat dalam mengkaji jenis wewenang yang ada dalam masyarakat. Menurutnya,
didalam masyarakat terdapat tiga jenis wewenang diantaranya, wewenang
kharismatis, rasional-legal, dan tradisional. Sedangkan pada pola linearnya
terlihat dari cara memandang masyarakat, bahwa perubahan masyarakat akan menuju
kearah peningkatan yaitu masyarakat rasional (rasionalitas).
b.
Teori-teori Modern
Perubahan Sosial
Pada umumnya para
penganut teori modern perubahan sosial melihat perubahan sosial pada
negara-negara berkembang berjalan secara linear.
1.
Teori Modernisasi
Teori ini berpandangan
bahwa negara terbelakang akan meniru seperti apa yang telah dilakukan
negara-negara industri maju. Negara-negara terbelakang dipandang perlu untuk
merubah keadaan tradisionalnya kearah yang lebih modern dengan memperbaiki
sejumlah kekurangannya. Sejumlah perbaikan itu menyangkut: menurunnya angka
kematian dan kelahiran, menurutnya ukuran dan pengaruh keluarga, terbukanya
sistem stratifikasi, perubahan sisitem feodal ke birokrasi, menurunnya pengaruh
agama, beralihnya pendidikan dari keluarga dan komunitas ke sistem pendidikan
formal, munculnya kebudayaan massa, dan munculnya perekonomian pasar dan
industrialisasi.
2.
Teori Ketergantungan
(dependencia)
Teori ini berpandangan
bahwa berdasarkan pengalaman kepada negara-negara Amerika Latin telah terjadi
perkembanagan dunia yang tidak merata. Disuatu pihak negara-negara maju
perkembangan, dilain pihak secara bersamaan negara-negara dunia ketiga
mengalami kolonialisme dan neo-kolonialisme bahkan justru menjadi semakin
terbelakang, dunia ketiga tidak mengalami tahap “tinggal landas”. Keadaan ini
menciptakan negara dunia ketiga yang ekonominya berbasis kepada SDA selalu
tergantung.
3.
Teori sistem dunia
Teori ini berpandangan,
seperti dicetuskan oleh pendirinya Immanuel Wallerstain, bahwa perekonomian
kapitalis dunia terbagi atas tiga jenjang, yaitu: negara-negara inti,
negara-negara semi periferi, dan negara-negara periferi. Pada saat ini
negara-negara inti menguasai sistem dunia sehingga mampu menguasai SDA negara
lain untuk kepentingan mereka sendiri. Sedangakan negara semi dan periferi sudah
tidak mungkin lagi mengejar ketertinggalan yang semakin jauh dengan
negara-negara inti.[9]
BAB
IV
PROBLEMATIKA
KEPENDUDUKAN, KEBIJAKAN-KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL
A.
Problematika
Kependudukan
Problem kependudukan
menghantui Indonesia sabagai salah satu negara dunia yang sedang giat-giatnya, bila
dilihat dari penyebabnya maka ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya
problem kependudukan antara lain : keterbatasan kemampuan dukungan alam dan
sumber daya alam serta dukungan lainnya yang diperlukan. Dari hal tersebut
diatas akan membawa akibat timbulnya masalah-masalah kependudukan yang secara
garis besar dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu masalah kependudukan yang
bersifat kuantitatif dan kualitatif.
Masalah kependudukan yang bersifat kuantitatif
diantaranya:
1.
Jumlah dan pertumbuhan
penduduk yang tinggi
2.
Penyebaran penduduk
yang tidak merata
3.
Komposisi penduduk yang
tidak menguntungkan
Masalah kependudukan
kuantitatif diatas sedikit banyak akan mempengaruhi aspek-aspek kehidupan
penduduk dan menimbulkan masalah kependudukan kualitatif, diantaranya :
· kebutuhan
bidang pangan
· tingkat
pendidikan penduduk
· tingkat
pelayanan kesehatan
· perumahan
· pendapatan
perkapita
· kelestarian
lingkungan dan sumber daya
B.
Kebijakan – kebijakan Kependudukan
Penduduk Indonesia
memperlihatkan sekurang-kurangnya empat sifat khas sebagai berikut yaitu:
1. laju pertumbuhan penduduk yang cepat (
2,34% per tahun)
2. distribusi penduduk yang tidak merata
3. susunan penduduk muda (1974 : 44% penduduk berumur 0-14 tahun)
4. mobilitas tinggi (dalam arti urbanisassi)
Untuk mengatasi masalah
penduduk, usaha-usaha yang dilakukan
pemerintah diantaranya :
v kebijakan menurunkan
angka kelahiran dengan cara :
a. melaksanakan
program kb (keluarga berencana)
b. menggalakan
semboyan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (nkkbs)
c. menunda
usia perkawinan dini
v kebijakan mobilitas
penduduk :
kebijakan langsung: dibidang
monilitas penduduk diarahkan pada pelaksanaan
mobilitas yang berdampak pada terarah mobilitas penduduk melalui
fasilitas perpindahan transmigrasi dan pemukiman kembali korban bencana
alamserta penanhanan pengungsi.
kebijakan tidak langsung : berupa
pengembangan pembangunan, perumusan perangkat hukum, penyusunan pedoman, serta
pemberian kemudahan yang kesemuanya itu diharapkan dapat memberi dampak
terhadap persebaran dan mobilitas penduduk antar wilayah, rbanisasi, ataupun
mobilitas non permanent, dan migrasi internasional.
v kebijakan urbanisasi :
1.
menyatakan sebagai kota tertutup
2.
menggiatkan transmigrasi
v peningkatan mutu hidup
penduduk :
beberapa usaha
yang dilakukuan pemerintah untuk meningkatkan mutu dan kualitas penduduk
Indonesia adalah sebagai berikut :
§ bidang
pendidikan
§ bidang
kesejahteraan umum
§ bidang
kesehatan
C.
PROBLEMA
PERUBAHAN SOSIAL
Interaksi sosial
masyarakat mendorong perkembangan berpikir dan reaksi emosional para
anggotanya. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengadakan berbagai perubahan.
Perkembangan kualitas dan kuantitas anggota masyarakat juga mendorong perubahan
sosial. Salah satu sebab terjadinya perubahan sosial, mungkin masyarakat sudah
tidak lagi puas.[10]
Mungkin saja karena adanya faktor baru yang lebih memuaskan masyarakat sebagai
pengganti faktor yang lama itu. Mungkin saja masyarakat merubah faktor yang
dulu dengan yang baru agar faktor tersebut lebih memuaskan dibandingkan faktor
yang terdulu.
Masalah yang
menghambat perubahan sosial di masyarakat terbelakang yang pertama adalah
adanya golongan tua yang berpegang teguh kepada adat istiadat nenek moyangnya
dan menolak segala bentuk perubahan yang datang. Berbeda dengan golongan muda
yang lebih reseptif terhadap budaya asing yang baru. Hal ini lah yang memicu
adanya konflik intern antara golongan muda dengan golongan tua.
Dan yang kedua
adalah masyarakat yang terlalu fanatik terhadap budayanya dan kurangnya
sosialisasi dari pemerintah.
D.
KEBIJAKAN
PERUBAHAN SOSIAL
Pemerintah harus
mengadakan perubahan yang dapat menguntungkan bagi masyarakat yang akan di
transformasi kearah yang lebih progresif. Dan masyarakat itu harus lebih
menerima budaya yang masuk namun dengan cara memfilter terlebih dahulu, agar
tidak bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku saat itu.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kependudukan adalah
populasi. Dan persebaran penduduk yang tidak merata merupakan salah satu
masalah kependudukan di Indonesia Hal ini berkaitan dengan daya dukung
lingkungan (luas wilayah) yang tidak seimbang.
Maka sesungguhnya yang perlu
dibenahi adalah pengembangan wilayah-wilayah sehingga antar daerah tidak
terdapat perbedaan yang besar, yang pada akhirnya akan membuat perpindahan
penduduk tidak terjadi secara besar-besaran dan persebaran penduduk menjadi
merata.
Perubahan sosial adalah
perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi, yang
meliputi berbagai aspek kehidupan. Seperti sistem, struktur, dan infrastruktur.
B. Saran
Setelah
penulis mencoba menelusuri kependudukan dan perubahan sosial maka penulis menyarankan:
1.
Agar masyarakat
mengatur waktu, dan jumlah kelahiran.
2.
Agar masyarakat lebih
reseptif dan kritis terhadap budaya baru.
DAFTAR
PUSTAKA
Effendi, Ridwan, Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi, Bandung: CV.
Yasindo Multi Aspek, 2007.
Bachtiar, Wardi, sosioogi klasik, Bandung: PT. Remaja rosdakarya,2006.
Soekanto, Soerjono, sosiologi suatu pengantar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,1990.
Mu’in, Idianto, Sosiologi untuk SMA kelas xi, Jakarta: Erlangga, 2005.
Rohimat, Mamat, Geoegrafi untuk SLTP kelas II, Bandung: grafindo Media Pratama,
2003.
Kamarulzaman, Aka. dkk, Kamus Ilmiah Serapan, yogyakarta:
absolut, 2005.
Suhartono, Suparlan, Dasar-dasar filsafat, Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2008.
[1] Suparlan
Suharto, Ph. D, Dasar-dasar Filsafat, (2008),
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
[2] Mamat Rohimat, Geografi untuk SLTP kelas II, (2003),
Bandung: Grafindo Media Pratama.
[3] Drs. Ridwan Effendi,
M.Ed., Dr. Elly Malihah, M.Si., Pendidikan
Lingkungan Sosial, budaya dan Teknologi. (2007), Bumi siliwangi: cv.yasindo
multi aspek.
[4] Prof. Dr. Soerjono
Soekanto, S.H., M.A., Sosiologi suatu
pengantar. (1996), Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
[5] AKA Kamasulzaman, dkk., kamus
ilmiah serapan. (2005), Yogyakarta: absolut Yogyakarta.
[6] Drs.
Ridwan Effendi, M.Ed., Dr. Elly Malihah, M.Si., Pendidikan Lingkungan Sosial, budaya dan Teknologi. (2007), Bandung:
CV.Yasindo Multi Aspek.
[7] Idianto Mu’in, S.PD., Sosiologi untuk SMA kelas xi. (2005),
Jakarta: Erlangga.
[8] Prof. Dr. Wardi
Bachtiar, M.S., Sosiologi Klasik. (2006),
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
[9] Drs.
Ridwan Effendi, M.Ed., Dr. Elly Malihah, M.Si., Pendidikan Lingkungan Sosial, budaya dan Teknologi. (2007), Bandung:
CV.Yasindo Multi Aspek.
[10] Prof. Dr. Soerjono
Soekanto, S.H., M.A., Sosiologi suatu
pengantar. (1996), Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, Hlm. 352