Kamis, 17 Oktober 2013

Sosiologi Pembangunan



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang sedang membangun yang mempunyai masalah kependudukan yang serius, yaitu jumlah penduduk yang besar disertai dengan tingkat pertumbuhan yang relative tinggi dan persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk bukan hanya merupakan modal, tetapi juga akan merupakan beban dalam pembangunan. Karena itu pembangunan nasional diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatan kesejahteraan penduduk, perkembangan penduduk diarahkan pada pengendalian kuantitas, pengembangan kualitas serta pengarahan mobilitas sehingga mempunyai ciri dan karakteristik yang menguntungkan pembangunan.

B.     Perumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membatasi konsepsi “Kependudukan dan Tranformasi Sosial”. Adapun pokok masalah yang penulis rumuskan sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian dari kependudukan dan tranformasi sosial?
2.      Bagaimanakah dinamika kependudukaan itu?
3.      Apa faktor perubahan sosial?
4.      Adakah problematika kependudukan dan perubahan sosial?

C.    Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
a.       Untuk mengetahui pengertian kependudukan dan tranformasi sosial
b.      Mendeskripsikan dinamika kependudukan
c.       Untuk mengetahui faktor perubahan sosial
d.      Untuk mengetahui problematika dan perubahan sosial
2.      Kegunaan Penelitian
Penulisan ini menjadi penting mengingat
a.       Terlalu meningkatnya jumlah jiwa
b.      Agar masyarakat siap menerima perubahan sosial
c.       Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sosiologi
d.      Menambah wawasan tentang unsur – unsur Kependudukan, dan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat

D.    Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menggunakan metode study literatur atau kepustakaan. Studi literatur atau kepustakaaan adalah sebuah metode penulisan karya ilmiah dengan melakukan telaah terhadap buku–buku atau sumber yang dapat dijadikan rujukan dalam penulisan karya ilmiah ini.
Selain itu, untuk menambahkan pembahasan dalam makalah ini, penyusun menambahkannya dengan sumber–sumber lain yang didapat dari koran atau media cetak lainnya.

E.     Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi dari makalah ini, penyusun mencoba memberikan sebuah gambaran melalui sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I             PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penulisan, dan sistematika  penulisan, setelah sebelumnya dilengkapi dengan kata pengantar dan daftar isi.

BAB II            KEPENDUDUKAN
Meliputi pembahasan tentang pengertian kependudukan, jumlah dan persebaran penduduk, pertumbuhan penduduk, dan moblitas/perpindahan penduduk.


BAB III          PERUBAHAN SOSIAL
Meliputi pembahasan tentang pengertian perubahan sosial, faktor perubahan sosial, dan teori-teori perubahan sosial.

BAB IV          PROBLEMATIKA KEPENDUDUKAN DAN KEBIJAKAN-KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN, DAN PERUBAHAN SOSIAL.
Bab ini merupakan bab yang isinya meliputi permasalahan yang dihadapi dan pemecahannya.

BAB V            PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup yang isinya meliputi kesimpulan dan saran–saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka.




















BAB II
KEPENDUDUKAN

A.     Pengertian Kependudukan
Filsafat hidup yang terkandung di dalamnya suatu tujuan hidup itu adanya ditentukan oleh pandangan tentang asal mula manusia dan alam semesta ini.[1] Seluruh manusia yang tinggal di Indonesia belum tentu merupakan penduduk Indonesia. Penduduk adalah orang, baik sebagai perseorangan maupun dalam kelompok yang bertempat tinggal menetap di suatu wilayah atau negara karena penduduk merupakan salah satu syarat berdirinya suatu negara. Adapun penduduk indonesia adalah semua orang yang bertempat tinggal di wilayah kesatuan negara indonesia.[2]
Dalam arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang mendiami atau menduduki tempat tertentu misalnya pohon baku yang terdapat pada hutan bakau, atau kera yang menempati hutan tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada benda-benda sejenis yang terdapat pada suatu tempat, misalnya kursi dalam suatu gedung sekolah. Dalam kaitannya dengan manusia, maka pengertian penduduk adalah manusia yang mendiami dunia atau bagian-bagiannya.

B.      Jumlah dan Persebaran Penduduk
Indonesia menempati urutan ketiga jumlah penduduk setelah cina dan India. Dari data sensus penduduk 1990, jumlah penduduk Indonesia  mencapai 181,0 juta jiwa. Penduduk indonesia tahun 1980 berjumlah 147,5 juta, dan dan mengalami kenaikan menjadi 179,3 juta berdasarkan sensus tahun 1990. Pada tahun 1995 diproyeksikan penduduk Indonesia akan berjumlah 195,3 juta jiwa. Dan selanjutnya tahun 2005 diperkirakan akan meningkat lagi menjadi 230 juta jiwa, sebaliknya dengan angka absolut, maka angka pertumbuhan terus menurun,yaitu dari 2,37% per tahun dalam periode 2000-2005, jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu ciri khas kependudukan Indonesia. Hal ini tidak lepas dari keberhasilan Indonesia dalam menurunkan angka kelahiran. Akibat lainnya adalah pada 1990 berjumlah sekitar 22 juta akan menurun menjadi kira-kira 17,6 juta sampai tahun 2020. Disisi lain jumlah manula justru meningkat dari sekitar 7 juta pada tahun 1990 menjadi kurang lebih 18,5 juta pada tahun 2020.
Persebaran penduduk salah satu masalah kependudukan di Indonesia adalah persebaran penduduk yang tidak merata. Hal ini berkaitan dengan daya dukung lingkungan (luas wilayah) yang tidak seimbang antara jawa-bali. Pulau jawa yang luas wilayahnya kurang dari 7% di huni oleh 58,7 persen penduduk, sehingga kepadatan penduduk di pulau jawa mencapai 880 jiwa per km2 pada tahun 1996. Bila kepadatan penduduk setiap propinsi dibandingkan, maka wilayah dipropinsi-dipropinsi jawa dan bali sudah tidak memadai. Menimbang pemikitan diatas, maka sesungguhnya yang perlu dibenahi adalah pengembangan wilayah-wilayah sehingga antar daerah tidak terdapat perbedaan yang besar, yang pada akhirnya akan membuat perpindahan penduduk tidak terjadi secara besar-besaran dan persebaran penduduk menjadi merata.[3] Pertambahan penduduk yang sangat cepat di indonesia menyebabkan terjadinya perubahan dalam stuktur masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan. Misalnya, orang lantas mengenal hak milik individual atas tanah, sewa tanah, bagi hasil dan selanjutnya, yang sebelumnya tidak dikenal.[4]

C.    Pertumbuhan Penduduk
      Pertumbuhan penduduk (population growth) disuatu negara adalah peristiwa berubahnya jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertambahan alami dan megrasi neto.
v  Pertambahan alami (natural increase) adalah pertambahan penduduk yang diperolehdari selisih antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian
v  Migrasi netto (nett mihration) adalah penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah imigran dan jumlaj emigrant.


Komponen-komponen pertumbuhan penduduk :
Ø  Fertilasi : yaitu suatu pengertian yang digunakan untuk menunjukan tingkat pertambahan anak
Ø  Mortalitas : atau kematian yaitu merupakan salah satu komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk.
Ø  Migrasi : adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain.ada yang dilakukan seccara perorangan,keluarga dan keompok

D.     Mobilitas/Perpindahan Penduduk
Mobilitas penduduk adalah gerakan atau perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Hal ini juga menjadi salah satu pemicu pertumbuhan penduduk di suatu wilayah.

Mobilitas atau perpindahan penduduk ini bermacam-macam :
v  Migrasi : adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain, baik melewati suatu negara dengan tujuan untuk menetap dalam proses migrasi terdapat dua factor yaitu factor pendorong dan factor penarik, ada dua macam migrasi 1. Migrasi internasional adalah perpindahan dari negara ke negara lain, 2. Migrasi intern adalah perpindahan dari suatu daerah (propinsi,kabupaten)
v  Urbanisasi : adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari kota kecil ke kota besar
v  Transmigrasi : adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah yang padat ke daerah yang masih jarang dalam wilayah suatu negara[5]



Tujuan dari transmigrasi ini adalah :
·   Meningkatkan taraf hidup takyat
·   Meratakan tenaga kerja untuk ditempatkan pada daerah-daerah yang membutuhkannya
·   Menciptakan pusat-pusat perkembangan
·   Pembinaan kesatuan bangsa
·   Pertahanan dan keamanan nasional
·   Penyebaran penduduk yang lebih seimbang dan merata
·   Dan memberikan kesempatan kerja bagi petani yang memerlukan tanah garapan.


Manfaat lain yang muncul dari transmigrasi secara tidak langsung menambah eratnya hubungan satu dengan suku yang lain,agama satu dengan agama yang lain,saling pengertian diantara pemilik suku dan agama yang berbeda ini diharapkan akan menghilangkan rasa kesukuan yang kuat pada giliranya akan menjadi rasa kesatuan bangsa Indonesia.













BAB III
PERUBAHAN SOSIAL

A.    Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi, yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Sebagai akibat adanya dinamika anggota masyarakat, dan yang telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat, merupakan tuntutan kehidupan dalam mencari kesetabilannya ditinjau dari tuntutan ketabilitas kehidupan perubahan sosial yang dialami masyarakat adalah yang wajar. Kebalikannya masyarakat yang tak berani melakukan perubahan-perubahan, tidak akan dapat melayani tuntutan dan dinamika anggota-anggota yang selalu berkembang kemauan dan aspirasi.
Perubahan-perubahan yang terjadi didalam masyarakat akan timbul ketidak sesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada didalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Suatu masyarakat yang telah mencapai peradaban tertentu, berarti telah mengalami evolusi kebudayaan yang lam dan bermakna sampai tahap tertentu yang diakui tingkat IPTEK dan unsur budaya lainnya. Proses tersebut tidak terlepas dari berbagai perkembangan, perubahan dan pertumbuhan yang meliputi aspek-aspek demografi, ekonomi, organisasi, politik,IPTEK, dan lainnya. Jika proses tesebut telah terjadi demikian, maka dapat dikatakan bahwa masyarakat tersebut telah mengalami “perubahan sosial”. Pada masyarakat tersebut, stuktur, organisasi, dan hubungan sosial telah mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial mencakup tiga hal, yaitu:
a.       Perubahan dalam stuktur sosial
b.      Perubahahan organisasi sosial
c.       Perubahan hubungan sosial[6]


B.     Faktor Perubahan Sosial
Ada banyak faktor perubahan sosial namun yang lebih mudah dikenal, yaitu:
a.       Bertambahnya atau berkurangnya penduduk
Bertambah dan berkurangnya penduduk yang cepat di pulau jawa menyebabkan terjadinya perubahan dalam stuktur masyarakat. Berkurangnya penduduk mungkin dapat disebabkan karenan penduduk pindah dari desa ke kota, atau dari satu dearah ke daerah lain.
b.      Adanya penemuan-penemuan baru yang meliputi, seperti dibawah ini:
Ø  Discovery, penemuan unsur kebudayaan baru
Ø  Invention, pengembangan dari discovery
Ø  Inovasi, proses pembaruan
c.       Konflik dalam masyarakat
Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.[7] Konflik (pertentangan) dalam masyarakat mungkin pula manjadi sebab terjadinya perubahan sosial. Pertentanagan-pertentangan mungkin terjadi antara individu dengan kelompok atau perantara kelompok dengan kelompok.
d.      Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Terjadinya perubahan sosial di eropa, yaitu revolusi industri di Inggris dan revolusi sosial di Perancis.[8] Revolusi yang meletus pada Oktober 1917 di Rusia telah menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar Negara Rusia yang mula-mula mempunyai bentuk kerajaan absolut berubah menjadi diktator proletariat yang berlandaskan pada doktrin Marxis.
e.       Bencana alam
Bencana alam akan menyebabkan perubahan pada infrastruktur disuatu tempat. Seperti bencana gelombang tsunami di Aceh yang mengakibatkan banyak bangunan yang rusak.

C.    Teori-teori Perubahan Sosial
Teori perubahan sosial pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu teori klasik dan teori modern.
a.       Teori Klasik Perubahan Sosial
Pemikiran para tokoh klasik tentang perubahan sosial dapat digolongkan ke dalam beberapa pola, perubahan sosial pola linear, perubahan siklus, dan perubahan sosial gabungan beberapa pola.
1.      Pola Linear
Perubahan sosial mengikuti pola linear seperti dikemukakan oleh Auguste Comte. Dia mengatakan bahwa kemajuan progresif peradaban manusia mengikuti suatu jalan yang alami, pasti, sama, dan tak terelakkan. Perubahan selalu berubah dari yang sederhana ke arah yang lebih kompleks, selalu berubah menuju kearah kemajuan.
2.      Pola Siklus
Menurrut pola siklus, masyarakat berkembang laksana sebuah roda. Pada suatu saat ada di atas, saat lain ada dibawah. Masyarakat mengalami kemajuan dalam peradabannya,namun suatu saat akan mengalami kemunduran bahkan mungkin mengalami suatu kemusnahan. Perjalanan peradaban manusia laksana sebuah perjalanan gelombang, bisa muncul tiba-tiba, berkembang, kemudian lenyap. Bisa juga diibaratkan seperti perkembangan seorang manusia mengalami masa muda, masa dewasa, masa tua, kemudian punah.
3.      Gabungan Beberapa Pola
Teori ini menggabungkan pola linear dan pola siklus. Max weber, salah tokoh yang menggabungkan pola linear dan pola siklus dalam melihat perubahan sosial. Pandangan siklisnya terlihat dalam mengkaji jenis wewenang yang ada dalam masyarakat. Menurutnya, didalam masyarakat terdapat tiga jenis wewenang diantaranya, wewenang kharismatis, rasional-legal, dan tradisional. Sedangkan pada pola linearnya terlihat dari cara memandang masyarakat, bahwa perubahan masyarakat akan menuju kearah peningkatan yaitu masyarakat rasional (rasionalitas).
b.      Teori-teori Modern Perubahan Sosial
Pada umumnya para penganut teori modern perubahan sosial melihat perubahan sosial pada negara-negara berkembang berjalan secara linear.
1.      Teori Modernisasi
Teori ini berpandangan bahwa negara terbelakang akan meniru seperti apa yang telah dilakukan negara-negara industri maju. Negara-negara terbelakang dipandang perlu untuk merubah keadaan tradisionalnya kearah yang lebih modern dengan memperbaiki sejumlah kekurangannya. Sejumlah perbaikan itu menyangkut: menurunnya angka kematian dan kelahiran, menurutnya ukuran dan pengaruh keluarga, terbukanya sistem stratifikasi, perubahan sisitem feodal ke birokrasi, menurunnya pengaruh agama, beralihnya pendidikan dari keluarga dan komunitas ke sistem pendidikan formal, munculnya kebudayaan massa, dan munculnya perekonomian pasar dan industrialisasi.
2.      Teori Ketergantungan (dependencia)
Teori ini berpandangan bahwa berdasarkan pengalaman kepada negara-negara Amerika Latin telah terjadi perkembanagan dunia yang tidak merata. Disuatu pihak negara-negara maju perkembangan, dilain pihak secara bersamaan negara-negara dunia ketiga mengalami kolonialisme dan neo-kolonialisme bahkan justru menjadi semakin terbelakang, dunia ketiga tidak mengalami tahap “tinggal landas”. Keadaan ini menciptakan negara dunia ketiga yang ekonominya berbasis kepada SDA selalu tergantung.
3.      Teori sistem dunia
Teori ini berpandangan, seperti dicetuskan oleh pendirinya Immanuel Wallerstain, bahwa perekonomian kapitalis dunia terbagi atas tiga jenjang, yaitu: negara-negara inti, negara-negara semi periferi, dan negara-negara periferi. Pada saat ini negara-negara inti menguasai sistem dunia sehingga mampu menguasai SDA negara lain untuk kepentingan mereka sendiri. Sedangakan negara semi dan periferi sudah tidak mungkin lagi mengejar ketertinggalan yang semakin jauh dengan negara-negara inti.[9]

BAB IV
PROBLEMATIKA KEPENDUDUKAN, KEBIJAKAN-KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL

A.       Problematika Kependudukan
Problem kependudukan menghantui Indonesia sabagai salah satu negara dunia yang sedang giat-giatnya, bila dilihat dari penyebabnya maka ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya problem kependudukan antara lain : keterbatasan kemampuan dukungan alam dan sumber daya alam serta dukungan lainnya yang diperlukan. Dari hal tersebut diatas akan membawa akibat timbulnya masalah-masalah kependudukan yang secara garis besar dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu masalah kependudukan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.

Masalah kependudukan yang bersifat kuantitatif diantaranya:
1.      Jumlah dan pertumbuhan penduduk yang tinggi
2.      Penyebaran penduduk yang tidak merata
3.      Komposisi penduduk yang tidak menguntungkan

Masalah kependudukan kuantitatif diatas sedikit banyak akan mempengaruhi aspek-aspek kehidupan penduduk dan menimbulkan masalah kependudukan kualitatif, diantaranya :
·   kebutuhan bidang pangan
·   tingkat pendidikan penduduk
·   tingkat pelayanan kesehatan
·   perumahan
·   pendapatan perkapita
·   kelestarian lingkungan dan sumber daya



B. Kebijakan – kebijakan Kependudukan
Penduduk Indonesia memperlihatkan sekurang-kurangnya empat sifat khas sebagai berikut yaitu:  
    1. laju pertumbuhan penduduk yang cepat ( 2,34% per tahun)
    2. distribusi penduduk yang tidak merata
    3. susunan penduduk muda (1974 : 44% penduduk berumur 0-14 tahun)
    4. mobilitas tinggi (dalam arti urbanisassi)
Untuk mengatasi masalah penduduk, usaha-usaha yang  dilakukan pemerintah diantaranya :
v  kebijakan menurunkan angka kelahiran dengan cara :
a.       melaksanakan program kb (keluarga berencana)
b.      menggalakan semboyan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (nkkbs)
c.       menunda usia perkawinan dini
v  kebijakan mobilitas penduduk :
             kebijakan langsung: dibidang monilitas penduduk diarahkan pada pelaksanaan   mobilitas yang berdampak pada terarah mobilitas penduduk melalui fasilitas perpindahan transmigrasi dan pemukiman kembali korban bencana alamserta penanhanan pengungsi.
     kebijakan tidak langsung : berupa pengembangan pembangunan, perumusan perangkat hukum, penyusunan pedoman, serta pemberian kemudahan yang kesemuanya itu diharapkan dapat memberi dampak terhadap persebaran dan mobilitas penduduk antar wilayah, rbanisasi, ataupun mobilitas non permanent, dan migrasi internasional.
v  kebijakan urbanisasi :
            1. menyatakan sebagai kota tertutup
            2. menggiatkan transmigrasi
v  peningkatan mutu hidup penduduk :
     beberapa usaha yang dilakukuan pemerintah untuk meningkatkan mutu dan kualitas penduduk Indonesia adalah sebagai berikut :
§ bidang pendidikan
§ bidang kesejahteraan umum
§ bidang kesehatan

C.    PROBLEMA PERUBAHAN SOSIAL
Interaksi sosial masyarakat mendorong perkembangan berpikir dan reaksi emosional para anggotanya. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengadakan berbagai perubahan. Perkembangan kualitas dan kuantitas anggota masyarakat juga mendorong perubahan sosial. Salah satu sebab terjadinya perubahan sosial, mungkin masyarakat sudah tidak lagi puas.[10] Mungkin saja karena adanya faktor baru yang lebih memuaskan masyarakat sebagai pengganti faktor yang lama itu. Mungkin saja masyarakat merubah faktor yang dulu dengan yang baru agar faktor tersebut lebih memuaskan dibandingkan faktor yang terdulu.
Masalah yang menghambat perubahan sosial di masyarakat terbelakang yang pertama adalah adanya golongan tua yang berpegang teguh kepada adat istiadat nenek moyangnya dan menolak segala bentuk perubahan yang datang. Berbeda dengan golongan muda yang lebih reseptif terhadap budaya asing yang baru. Hal ini lah yang memicu adanya konflik intern antara golongan muda dengan golongan tua.
Dan yang kedua adalah masyarakat yang terlalu fanatik terhadap budayanya dan kurangnya sosialisasi dari pemerintah.

D.    KEBIJAKAN PERUBAHAN SOSIAL
Pemerintah harus mengadakan perubahan yang dapat menguntungkan bagi masyarakat yang akan di transformasi kearah yang lebih progresif. Dan masyarakat itu harus lebih menerima budaya yang masuk namun dengan cara memfilter terlebih dahulu, agar tidak bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku saat itu.


BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kependudukan adalah populasi. Dan persebaran penduduk yang tidak merata merupakan salah satu masalah kependudukan di Indonesia Hal ini berkaitan dengan daya dukung lingkungan (luas wilayah) yang tidak seimbang.
Maka sesungguhnya yang perlu dibenahi adalah pengembangan wilayah-wilayah sehingga antar daerah tidak terdapat perbedaan yang besar, yang pada akhirnya akan membuat perpindahan penduduk tidak terjadi secara besar-besaran dan persebaran penduduk menjadi merata.
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi, yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Seperti sistem, struktur, dan infrastruktur.
B.     Saran
Setelah penulis mencoba menelusuri kependudukan dan perubahan sosial maka penulis menyarankan:
1.      Agar masyarakat mengatur waktu, dan jumlah kelahiran.
2.      Agar masyarakat lebih reseptif dan kritis terhadap budaya baru.












DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Ridwan, Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi, Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek, 2007.
Bachtiar, Wardi, sosioogi klasik, Bandung: PT. Remaja rosdakarya,2006.
Soekanto, Soerjono, sosiologi suatu pengantar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,1990.
Mu’in, Idianto, Sosiologi untuk SMA kelas xi, Jakarta: Erlangga, 2005.
Rohimat, Mamat, Geoegrafi untuk SLTP kelas II, Bandung: grafindo Media Pratama, 2003.
Kamarulzaman, Aka. dkk, Kamus Ilmiah Serapan, yogyakarta: absolut, 2005.
Suhartono, Suparlan, Dasar-dasar filsafat, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008.



[1] Suparlan Suharto, Ph. D, Dasar-dasar Filsafat, (2008), Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
[2] Mamat Rohimat, Geografi untuk SLTP kelas II, (2003), Bandung: Grafindo Media Pratama.
[3] Drs. Ridwan Effendi, M.Ed., Dr. Elly Malihah, M.Si., Pendidikan Lingkungan Sosial, budaya dan Teknologi. (2007), Bumi siliwangi: cv.yasindo multi aspek.
[4] Prof. Dr. Soerjono Soekanto, S.H., M.A., Sosiologi suatu pengantar. (1996),  Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
[5] AKA Kamasulzaman, dkk.,  kamus ilmiah serapan. (2005), Yogyakarta: absolut Yogyakarta.
[6] Drs. Ridwan Effendi, M.Ed., Dr. Elly Malihah, M.Si., Pendidikan Lingkungan Sosial, budaya dan Teknologi. (2007), Bandung: CV.Yasindo Multi Aspek.
[7] Idianto Mu’in, S.PD., Sosiologi untuk SMA kelas xi. (2005), Jakarta: Erlangga.
[8] Prof. Dr. Wardi Bachtiar, M.S., Sosiologi Klasik. (2006), Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
[9] Drs. Ridwan Effendi, M.Ed., Dr. Elly Malihah, M.Si., Pendidikan Lingkungan Sosial, budaya dan Teknologi. (2007), Bandung: CV.Yasindo Multi Aspek.
[10] Prof. Dr. Soerjono Soekanto, S.H., M.A., Sosiologi suatu pengantar. (1996),  Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Hlm. 352